Lunjar padi
Lunjar padi
Lunjar padi (Rasbora argyrotaenia) adalah nama sejenis ikan kecil anggota suku Cyprinidae anak-suku Rasborinae. Ikan ini juga dikenal dengan banyak nama lain, seperti wader pari, lunjar pari, lunjar andong (Jw.), paray (Sd.), cecereh, ikan cere (Btw.), pante[1] kampar, seluang (Sum.), dan lain-lain.
Pada mulanya ikan ini diberi nama Leuciscus argyrotaenia oleh P. Bleeker pada tahun 1850. Delapan tahun kemudian dipindahkan olehnya sendiri ke dalam marga yang lain, Opsarius. Dan akhirnya pada 1860, dipindahkan lagi oleh Bleeker ke dalam marga yang baru, Rasbora. Ikan ini menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Malaya, Jawa, Kalimantan) dan Filipina.
Pada mulanya ikan ini diberi nama Leuciscus argyrotaenia oleh P. Bleeker pada tahun 1850. Delapan tahun kemudian dipindahkan olehnya sendiri ke dalam marga yang lain, Opsarius. Dan akhirnya pada 1860, dipindahkan lagi oleh Bleeker ke dalam marga yang baru, Rasbora. Ikan ini menyebar di pulau-pulau Sunda Besar (Sumatra, Malaya, Jawa, Kalimantan) dan Filipina.
Ikan Lunjar padi ini dengan panjang maksimal sekitar 170 mm. Tubuh berwarna coklat kuning di bagian atas (dorsal) dan putih keperakan di sisi dan bagian bawah, terutama di bagian perut. Sebuah garis keemasan di dalam, berjalan bersama garis kehitaman di bagian luar pada masing-masing sisi tubuh, dari belakang tutup insang hingga ke batang ekor.
Lunjar padi (tengah) diapit dua ikan wader bintik-dua, Formula sirip punggung (dorsal) II.7, yakni dua jari-jari keras (duri) diikuti tujuh jari-jari lunak. Sirip dubur (anal ) III.5; sirip dada (pectoral) I.12-13; sirip perut (ventral) II.7; serta jumlah sisik pada gurat sisi (linea lateralis) 29-30 buah. Batang ekor (peduncle) dikelilingi 14 sisik; antara gurat sisi dengan awal sirip perut diantarai oleh 1-1½ sisik.
Lunjar padi (tengah) diapit dua ikan wader bintik-dua, Formula sirip punggung (dorsal) II.7, yakni dua jari-jari keras (duri) diikuti tujuh jari-jari lunak. Sirip dubur (anal ) III.5; sirip dada (pectoral) I.12-13; sirip perut (ventral) II.7; serta jumlah sisik pada gurat sisi (linea lateralis) 29-30 buah. Batang ekor (peduncle) dikelilingi 14 sisik; antara gurat sisi dengan awal sirip perut diantarai oleh 1-1½ sisik.
Lunjar padi sering ditemui dalam kelompok besar, di danau, parit atau sungai-sungai yang relatif tenang. Sering pula hidup dalam sawah jernih yang jernih dan lambat airnya dan sungai yang berbatu-batu. Sering pula bercampur dengan ikan-ikan lunjar (Rasbora) yang lain dan wader (Puntius) yang memiliki kebiasaan serupa. Ikan wader pari (nama lain lunjar padi) juga memakan ikan-ikan kecil, udang-udang kecil, serangga, dan segala binatang kecil lainnya.
Bersama dengan lunjar dan wader pada umumnya, lunjar padi merupakan ikan konsumsi yang digemari karena rasanya. Lunjar dan wader goreng (ikan paray goreng, jika di Jawa Barat) merupakan hidangan istimewa pada beberapa restoran terkemuka. Ikan-ikan ini ditangkap dari populasi liar di perairan umum, dan kebanyakan hanya dijual di pasar-pasar setempat. Ikan ini dijual dalam bentuk segar dan sudah dikeringkan. Pada musim hujan, spesies ini meningkatlah jumlahnya. Lunjar padi mudah didapati masyarakat, namun sayang belum dibudidayakan.
Bersama dengan lunjar dan wader pada umumnya, lunjar padi merupakan ikan konsumsi yang digemari karena rasanya. Lunjar dan wader goreng (ikan paray goreng, jika di Jawa Barat) merupakan hidangan istimewa pada beberapa restoran terkemuka. Ikan-ikan ini ditangkap dari populasi liar di perairan umum, dan kebanyakan hanya dijual di pasar-pasar setempat. Ikan ini dijual dalam bentuk segar dan sudah dikeringkan. Pada musim hujan, spesies ini meningkatlah jumlahnya. Lunjar padi mudah didapati masyarakat, namun sayang belum dibudidayakan.